Setiap manusia pasti menginginkan tubuh yang sehat. Ya, dengan kondisi kesehatan yang baik, tentu segala sesuatunya dapat dilakukan dengan lebih baik dan menyenangkan. Oleh karena itu, tidaklah heran jika banyak orang yang rela melakukan apapun demi mendapatkan tubuh yang sehat. Terlebih bagi mereka yang saat ini sedang mengidap suatu penyakit—baik ringan ataupun berat—semahal apapun biaya perawatan dan obat-obatan yang harus ditanggung tetap saja dibeli demi mendapatkan kesembuhan. Khusus mengenai obat-obatan, seringkali masyarakat awam—karena kurangnya pemahaman—salah dalam hal pemakaian, baik itu menyangkut jenis obat maupun dosisnya. Hal tersebut sangat beresiko, apalagi melihat kondisi bahwa sebagian besar obat-obatan yang beredar saat ini adalah obat-obatan kimia yang memiliki efek samping bagi tubuh. Masyarakat sebenarnya mulai menyadari resiko dari terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan kimia. Beberapa alternatif mulai bermunculan sebagai pengganti obat berbahan kimia. Salah satu yang mulai dikenal dan dikonsumsi masyarakat adalah obat herbal.
Obat herbal adalah obat yang bahan dasarnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sifatnya yang masih alamiah membuat obat berbahan herbal ini tidak memiliki efek samping setinggi obat-obatan berbahan kimia. Pengetahuan tentang obat herbal ini didapatkan secara turun-temurun yang merupakan hasil dari informasi serta pengalaman nenek moyang pada suatu daerah (pengetahuan tradisional). Obat herbal memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit, dari penyakit yang ringan seperti flu, sampai berbagai penyakit berat lainnya seperti penyakit darah tinggi, asma, nyeri, gangguan kardiovaskular, kanker, dan lain sebagainya. Secara saintifik, para peneliti mulai menyadari hal tersebut sekitar abad ke-19, yaitu saat mereka menemukan bahwa semua kandungan obat kimia yang mereka gunakan sama dengan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Sejak itulah kemudian pembuatan obat sintetik yang berbahan herbal semakin meningkat secara jumlah maupun variasi jenisnya.
Apabila dibandingkan dengan obat-obatan kimia, obat herbal memiliki beberapa keunggulan. Selain resiko efek samping yang lebih rendah, obat berbahan herbal lebih mudah diserap oleh tubuh. Daya keterserapan obat herbal oleh tubuh dapat mencapai 90%, lebih tinggi dari obat berbahan kimia yang hanya berkisar antara 50-70%. Dengan demikian, kandungan yang diharapkan dari obat herbal untuk kesembuhan penyakit dapat diserap tubuh dengan lebih optimal. Sepintas memang terasa bahwa mengonsumsi obat-obatan kimia lebih cepat dirasakan khasiatnya dibandingkan dengan obat herbal. Namun sebenarnya hal tersebut hanya bersifat sementara karena sebagian besar obat kimia hanya bersifat mengobati gejalanya saja, sedangkan sumber penyakit tetap tidak terobati. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan seseorang terhadap obat kimia yang dianggap membuat dirinya menjadi lebih ‘sehat’. Tentu kondisi tersebut sangat berbahaya, terlebih karena efek samping obat-obatan kimia yang tinggi justru dapat memperburuk kondisi kesehatan si pengguna.
Walaupun memiliki resiko efek samping yang lebih kecil, bukan berarti obat herbal dapat dikonsumsi dengan dosis yang sembarangan. Seperti halnya saat mengonsumsi obat-obatan kimia, jenis dan penggunaan dosis yang tepat juga diperlukan. Dibutuhkan kehati-hatian dalam menggunakan tumbuhan untuk pengobatan. Pastikan kita benar-benar mengetahui jenis tumbuhan dan khasiat yang terkandung didalamnya. Jangan sampai kita mengambil jenis tumbuhan yang salah—misalnya karena bentuknya mirip—sehingga khasiat yang diharapkan tidak dirasakan. Cara pengolahannya pun harus diperhatikan, apakah harus direbus, dikeringkan, atau bentuk pengolahan lainnya. Perbedaan cara pengolahan kemungkinan dapat mempengaruhi pula efek yang akan dirasakan, khususnya terhadap beberapa jenis penyakit yang membutuhkan cara pengolahan yang berbeda. Ya, dengan segala kelebihannya, obat herbal memang menjadi salah satu solusi yang baik demi menjaga kondisi kesehatan tubuh kita.