Segala apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT, kita sebagai manusia hamba Nya yang beriman hanya wajib untuk menjaga dan memafaatkannya dengan sebaik-baiknya. Dan apabila sudah waktunya untuk kita melepaskannya, maka seharusnya kita dapat bersikap ikhlas menerima dan rela untuk melepaskannya. Karena apa yang ada di dunia ini hanya lah milik Allah SWT dan pasti akan kembali pada Nya. Allah SWT sendiri telah mengajarkan ada hamba-hamba Nya untuk belajar ikhlas dan tawakal dalam menghadapi segala macam ujian maupun musibah. Karena hal tersebut akan mendatangkan suatu kebaikan yang datang kepada kita, begitu pula hendaknya kita selalu bersyukur apabila di beri kenikmatan oleh Allah SWT.Untuk dapat bersyukur kita sebaiknya belajar dari orang-orang yang di berikan kelebihan oleh Allah SWT karena dalam segala keterbatasan hidupnya ia masih terus dapat bersyukut mensyukuri segala pemberian dari Allah SWT. Banyak di antara kita yang merupakan kaum kurang mampu yang berada di bawah kita dalam hal harta, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sebagai contoh ada baiknya apabila kita mampu belajar ikhlas dari tukang parkir yang dalam hal ini mewakili atau melatih kita dalam mengikhlaskan segala sesuatu yang bukan ada pada kita dan kemudian di ambil oleh yang memilikinya.
Apabila kita menelisik lebih dalam tentang bagaimana seorang tukang parkir bekerja demi menghidupi keluarganya dengan menjaga kendaraan-kendaraan milik orang lain dengan penuh tanggung jawab dan bersikap ikhlas ketika orang yang memiliki kendaraan tersebut mengambil barang miliknya. Yang di lakukan tukang parkir adalah membantu sang pemilik kendaraan untuk dapat mengeluarkan kendaraannya dari area parkir. Dalam hal ini apabila kita terapkan kisah tukang parkir ke dalam kehidupan sehari-hari kita maka kita akan dapat belajar ikhlas dari tukang parkir. Sangat sepele memang pekerjaan seorang tukang parkir, namun jika kita mampu membuka mata hati kita tentang keikhlasan maka yang terjadi adalah kita mampu bersikap tawakal dalam segala macam aspek kehidupan kita.
Mari kita lihat beberapa ayat yang menjelaskan mengenai seberapa besar pengaruh dan nilai keikhlasan yang akan kita dapatkan. Terdapat ayat yang menerangkan akan hal tersebut :
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Q. S Al-Israa’: 18-19)
Sesungguhnya kehidupan duniawi tidak lah lama, maka janganlah saling berbuat kemaksiatan hanya untuk mengejar dan mempertahankannya. Adapun balasan bagi orang yang tidak mampu berbuat ikhlas adalah neraka jahannam yang mereka akan kekal di dalamnya karena perbuatannya tersebut. Ayat lain yang dapat memperkuat pentingnya nilai keokhlasan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah :
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah (yaitu suatu pemberian yang diberikan kepada perempuan yang telah diceraikan menurut kesanggupan suami) dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan RasulnyaNya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.” (Q. S Al-Ahzaab: 28-29).
Maka dari itu hendaknya kita dapat belajar ikhlas dari tukang parkir dan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung.