Surga merupakan tempat kenikmatan, segala keindahan terdapat di dalamnya. Setiap manusia di muka bumi ini pastilah menginginkan untuk dapat tinggal di surga, baik itu dari umat muslim maupun non muslim. Untuk dapat tinggal di surga sesungguhnya merupakan hal yang mudah dan murah, hanya dengan berbekal iman dan taqwa kepada Allah SWT saja yakni menjalankan perintah Nya serta menjauhi segala larangan Nya. Namun kebanyakan orang lebih memilih untuk mengabaikan larangan Allah SWT sehingga banyak manusia yang merasa menyesal setelah mereka masuk ke dalam neraka Jahannam. Para ulama menyebutkan bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah para wanita, karena menurut beberapa dalil menyebutkan bahwa wanita merupakan sumber kemaksiatan apabila tidak dapat menjaga etika moran sopan santun. Namun banyak juga wanita yang masuk surga, dengan tetap berpegang teguh pada agama islam serta selalu taat dan patuh kepada Allah SWT. Sesungguhnya yang seperti inilah wanita pertama yang masuk surga.
Dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa
“suatu ketika Fatimah putri Rasulullah tiba-tiba bertanya pada beliau : Siapakah Perempuan yang kelak pertama kali masuk surga? Rosulullah menjawab: Dia adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah.” (H. R Muslim)
Fatimah tidak menyangka dengan jawaban Rasulullah, ia mengira bahwa perempuan yang pertama kali masuk surga adalah salah satu kerabat dari Rasul. Namun perkiraan Fatimah meleset karena Muti’ah merupakan tetangga jauh dari mereka sebab rumahnya jauh dari rumah Rasul.
Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Fatimah sangat memiliki rasa penasaran terhadap jawaban yang diberikan Rasul padanya sebelumnya. Dengan masih menyimpan rasa penasaran itu Fatimah pun mencoba untuk mendatangi rumah Muti’ah. Suatu ketika Fatimah berkunjung ke rumah Muti’ah dengan di temani putranya Hasan, ketika itu Muti’ah berkata pada Fatimah bahwa ia tidak dapat menerima tamu laki-laki ke dalam rumahnya ketika sang suami sedang bekerja atau keluar rumah meskipun itu seorang anak kecil. Dengan amat menyesal Muti’ah mengatakan tidak dapat menerima kedatangan Fatimah dengan anaknya Hasan karena ia belum mendapatkan ijin dari suaminya dan menyuruh Fatimah untuk datang lagi besok. Keesokan harinya Fatimah kembali ke rumah Muti’ah dengan di temani Hasan dan Husein, namun Muti’ah kembali menolak kedatangan Fatimah beserta kedua anaknya dengan alasan yang mendapat ijin dari suaminya hanya lah Hasan sementara Husein ia belum menanyakan pada suaminya. Kemudian di keesokan harinya Fatimah kembali berkunjung dan kini di terima hangat oleh Muti’ah. Dan Fatimah dengan senang berkata dalam hatinya inilah wanita pertama yang masuk surga, betapa bahagianya ia.
Kemudian mereka berdua masuk ke dalam rumah Muti’ah, betapa terkejut dan senangnya Fatimah ketika memasuki rumah Muti’ah dengan di penuhi perabotan yang sederhana namun tertata sangat rapi. Seluruh ruangan di penuhi oleh harum semerbak membuat siapa pun yang berada di dalamnya merasa nyaman dan betah. Dalam hati Fatimah merasa senang dapat bertemu dengan wanita pertama yang masuk surga. Di sela-sela perbincangan mereka berdua Muti’ah beberapa kali terlihat sangat sibuk keluar masuk dapur, rupanya ia sedang menyiapkan makan siang untuk suaminya yang sedang bekerja di ladang. Setelah makanan siap, Muti’ah terlihat membawa nampan yang berisi makanan dan di atas nampan juga ada cambuk. Dengan penasaran Fatimah bertanya pada Muti’ah dan ternyata cambuk itu di gunakan untuk menyambuk punggung Muti’ah ketika masakannya tidak enak menurut suaminya. Hal ini dilakukan atas kehendak Muti’ah sendiri.
Betapa terkejutnya Fatimah mendengarnya, tak heran jika inilah wanita pertama yang masuk surga, karena ia begitu taat dan patuh pada suaminya.