Politik dalam islam dapat dikatakan dengan siyasah atau dalam artiam ilmu ketatanegaraan. Pengertian politik dalam agama islam sesungguhnya sangat berbeda dengan orang-orang bukan islam. Telah terdapat dalam Al Qur’an bab yang membahas politik.
"Dan katakanlah: Ya Tuhan ku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku daripada sisi Mu kekuasaan yang menolong." (AI Isra': 80)
Dalam ayat tersebut dapat dikatakan bahwa politik dalam islam merupakan suatu bentuk perbuatan mendukung dan menjalalnkan syariat agama islam melalui sistem ketatanegaraan. Syariat-syariat islam yang ada dalam Al Qur’an diterapkan untuk menciptakan Negara yang berazazkan keislaman.
Berikut merupakan azaz-azaz dalam islam yang diberlakukan dalam ilmu ketatanegaraan.
1. Risalah
Risalah merupakan jalan yang ditempuh Rasul sebagai al sunah dan hidayah. Melalui rasul orang-orang taat akan perintah Allah SWT, maka dalam hall ini Rasul memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara pada masa itu. Namun risalah Rasul tidak hanya sampai sebatas pada masa pemerintahan beliau-beliau saja, bahkan sekarang pun masih tetap dipergunakan di negara-negara islam di daerah timur tengah. Beberapa ayat yang menyebutkan bahwa Rasul merupakan utusan Allah SWT untuk menciptakan Negara islam.
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang orang mu'min, akan Kami biarkan mereka bergelimang daiam kesesatan yang telah mereka datangi, dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam dan jahannam itu adalah seburuk buruk tempat kembali." (An Nisa: 115)
"Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An Nisa': 65)
2. Khalifah
Kafilah yang memiliki arti sebagai pemimpin, yaitu sebuah sistem ketatanegaraan harus mempunyai seorang pemimpin yang mampu mengatur suatu rakyat sehingga suatu negara tidak tumbuh secara amburadul
.
"Kemudian Kami jadikan kamu khalifah khalifah di muka bumi sesudah mereka supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." (Yunus: 14)
3. Hakimmiyah Illahiyah
Kekuasan tertinggi yaitu hakim dari Allah SWT yang dalam hal ini merupakan hal mutlak.
“Bahawasanya Allah adalah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya adalah Tuhan yang menjadi Pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk kepada sifat Ilahiyyah Nya Yang Maha Esa -Bahawasanya hak untuk menghakimi dan mengadili tidak dimiliki oleh sesiapa kecuali Allah. Oleh kerana itu, manusia wajib ta'at kepada Nya dan ber'ibadat kepada Nya -Bahawasanya hanya Allah sahaja yang memiliki hak mengeluarkan hukum sebab Dialah satu satu Nya Pencipta -Bahawasanya hanya Allah sahaja yang memiliki hak mengeluarkan peraturan peraturan, sebab Dialah satu satu Nya Pemilik -Bahawasanya hukum Allah adalah sesuatu yang benar sebab hanya Dia sahaja Yang Mengetahui hakikat segala sesuatu, dan di tangan Nyalah sahaja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan lurus.” (H. R Bukhari Muslim)
Itulah azaz-azaz yang dipergunakan dalam politik islam, adapun prinsip utama yang dipergunakan dalam sistem ketatanegaraan dalam agama islam atau politik dalam islam adalah :
a. Musyawarah
b. Keadilan
c. Kebebasan
d. Persamaan
e. Hak menghisab pemerintah